Friday, April 28, 2017

Super late post tapi sayang : Venice & Rome

Okay...gara-gara ngiler dengan liburan semua orang pada jalan2 di series of long wiken yang bertumpuk di April ini. Dimaafken lah ya, bagi yang ga jalan-jalan kaya gw, posting cerita liburan yang lama aja deh 😎

Zuper late post..Like I told you, sayang kalau ga diceritain the last 2 cities we have visited in our last Europe trip, they are Venice & Rome.

VENICE TRIP

🚄 Night Train Experience
Our Train
Kita berangkat dari paris dengan menggunakan Europe Night Train (Thello) ke Venice. Tujuannya ada 2, kita bermalam di kereta untuk hemat akomodasi + new experience of traveling in europe (yiha!). 

Karena reviewnya di tripadvisor tentang Night Train Thello ini mix review, kita melakukan beberapa antisipasi yang paling penting: Perut sudah makan kenyang, urusan toilet sudah sebisa mungkin beres 😜.

Amenities
Bunk bed atas
Kabin yang kita pesan yang namanya "sleepers private cabin", jadi untuk 2 orang dan bisa dikunci. Ada juga kabin yang buat berame-rame (6 bunk beds sepertinya) istilahnya couchettes. Kita pilih yang private cabin for safety and comfort hehehehe. So how was the train? Well, Selama perjalanan lumayan bisa tidur. Sarapan sebenernya dikasih kupon tapi susah banget cari gerbong makannya, dan susah bangeeeeet cari petugas untuk ditanya. Ya udah ga laper-laper banget juga.

🏨 Hotel & Transportation
Vaporeto & Pier
Our Hotel
Turun di venice kita langsung naik Vaporeto. Jadi itu adalah semacam angkutan umum tapi ya dalam bentuk boat, secara disana transportasi semua adalah lewat air. Di jalanan kota tidak ada sepeda atau motor, ya hanya jalan kaki saja. Begitu sampai ke pier yang dituju, bingung arah ke hotel, so tanyalah kita sama kakek-kakek di local minimarket. Di Italy, mostly penduduknya tidak mahir berbahasa inggris, jadilah kita pakai bahasa tubuh sebisanya. Tapi yang saya terkesan adalah, semua penduduknya ramah dan hangat. Mereka berusaha sebaik mungkin menjelaskan ke saya bahkan memanggil beberapa orang keluar dari toko tersebut untuk membantu saya. Setelah kita “kira-kira” paham petunjuk jalannya, I said goodbye and they give me a big hug, aaawww what a kind and warm people.  Ternyata tidak sulit menemukan hotelnya. It was nice small hotel and all local taste, not big chain hotel seperti di Paris atau London. It was super different atmosphere. So happy 😊 

👀 Attraction
After lunch, kita langsung mulai itinerary jalan-jalan kita di venice. First, we are heading to the Piazza San Marco, itu kaya alun-alun kota gitu. Semua toko besar, gereja dan bangunan penting semua berada di sekitar alun-alun itu. Kebetulan waktu kita disana bebarengan dengan venice mask carnival, jadi mereka semua in costume and put on a mask, it was fun and truly unique experience karena kita juga not expecting it. Its our good luck. 

Di venice ga lengkap rasanya kalau ga naik gondola, kesan pertama yang muncul bukannya romantic tapi spooky hahahahaha…Tapi lama-lama romantis kok apalagi sama ayang disebelah 😍. Well, that's it for venice. tomorrow morning kita melanjutkan to our last city of Rome.

Venice Carnival

Gondola ride
Piazza San Marco

ROME TRIP

🏨 Hotel & Transportation
Pagi-pagi kita berangkat ke stasiun dan bording to a train called Frecciargento-trenitalia, menuju rome. Sampai rome, kita naik taksi ke hotel. Di rome kalau bukan jalan protokol, kecil2 jalannya dan paving begitu bentuknya, another different atmosphere. Kita menginap di hotel yang namanya Griffo. Another charming local tiny hotel in the heart of the city (intentionally choosing local dan jaraknya lebih dekat kota daripada big chain hotel). The room is quite nice and the receptionist is superb!! He speaks English very well and very helpful giving us information tentang wisata, how to eat dan lain-lain. 


🍴 Foods
Karena Italia terkenal for their foods, well they respects the food also. Ada satu keterangan yang dikasi receptionist yang menarik. 
“You must eat at meal time (maksudnya jangan terlambat makan), you will be served with meals that are not worthed to eat” 
To italian people, makanan “left over” sangat tidak pantas untuk dimakan. Interesting way of thinking 😄


Berdasarkan rekomendasi sang receptionist, kita coba makan malam in small Italian style restaurant. Karena orang asia ukurannya kecil, begitujuga porsi makannya juga kecil, karena dengan main course pasta saja sudah kenyang luar biasa. Padahal kalau meja lainnya, start dari appetizer, soup, main course dan dessert (Wuih). That night, saking kenyangnya, pulang hotel langsung cium bantal dan tidur dengan sukses

👀 Attraction
The next morning, sangat MENYESAL, kita cuma punya 1 day untuk jalan-jalan disana. Akhirnya terpaksa kita harus super selektif memilih apa saja yang mau kita kunjungi. Disini, kita directly purchase hop on hop off bus ticket for 1 day di local travel agent dengan itinerary; Colosseum & Vatican mostly. What we missed, trevi fountain, all the beautiful churches 😭😭

Vatican City
Colosseum














Kata orang di Italy hati2 banyak pencopet juga, tapi Alhamdulillah kita ga menemui drama pencopetan seperti di paris. So, relatively lebih aman. Pertama kita ke Vatican. Kita tidak bisa masuk ke St. Peter karena ada misa, jadi kita langsung masuk ke Vatican museum, fokus tujuan kita terpusat masuk ke Sistine chapel. Disni tempat biasanya digelarnya proses pemilihan paus (nonton di Angel & Demon) dan its famous paintings of Michaelangelo di langit-langitnya yang benar sekali bagusnya luar biasa. Tapi kita tidak boleh memotret di tempat tersebut untuk melindungi lukisan dari kerusakan. 


After puas jalan-jalan di Vatican city, siangnya kami menuju ke Colosseum. Jalan2 di colosseum banyak yang dilihat, arsitektur bangunan, history, temple2 sekelilingnya. It represent the dark ages of rome, dimana perbudakan, pertarungan hidup dan mati dilihat sebagi hiburan. And I thought what a city, you can see darkness and pureness at once. Bukti bahwa goodness will thrive against faulty and crime. So are we in life. Bertahan atau berjuang dengan kebaikan akan menjadi pilihan yang paling baik karena goodness will prevail. Kita sudah sore banget selesai dari colosseum. Kita maunya mampir di trevi fountain to toss coin of good luck hehehehe tapi sayangnya lagi renovasi. Jadi kita lanjut terus naik bus sampai hotel. 


✈ Going Home
And that is the finish line of our Europe trip. Besok paginya, we are bound to go back to Jakarta. Italy is sooo different from Paris and London. Italy feels more like Classic Traditional & Charmingly Warm. So in love with Rome. Pastinya harus stay longer to explore Rome, mungkin minimal 3 hari. Nextnya masih ada kota-kota cantik lain di italy seperti Milan, Florence, Pisa, Verona, etc. Itu bisa jadi satu agenda liburan besar sendiri exploring Italy. 

Well, next time semoga ada rezeki buat jalan-jalan lagi nerusin Italy Fiesta...Aamiin..
Until next time, Aamiin lagi..

The Rover-Tyas

Friday, April 14, 2017

Ikhtiar IVF 3rd attempt

Bismillah...

Semoga sharing ini bermanfaat buat orang lain dan semoga jadi berkah buat dunia akhirat, Aamiin..Berdoa dulu di depan sebelum nulis hehehe.

Yak wokey, let's start sharing 3rd IVF journey. Di posting sebelumnya, saya cerita bagaimana akhirnya after laparoskopi endometriosis, kami memutuskan untuk memulai ikhtiar kami lagi lewat IVF. Ada beberapa hal yang dilakukan berbeda this time, dengan yang sebelumnya. Mungkin lebih enak kalau saya lgs point out one by one:

The Doctor
This time, kami dipegang oleh dokter Muharam, klinik yasmin di RSCM kencana. Awalnya, ada teman suami merekomendasikan beliau untuk treatment laparoskopi dengan beliau. Kami mendapati beliau sabar dan tidak terburu-buru selama menangani post op laparoskopi saya. Walaupun beliau menganjurkan untuk lakukan bayi tabung after laparoskopi, tapi beliau sabar telaten selesaikan treatment endometriosisnya dulu. Setelah beres, hormon dan vitamin level saya diperbaiki dulu. Setelah beres, baru go no go start bayi tabungnya.

Selama prosedur bayi tabung dilakukan, beliau consider banget track record saya sebelumnya yang kena OHSS. Jadi beliau hati-hati sekali kasih dosis gonal dan kontrol estrogen level saya. Obat yang injection before OPU saya juga dikasih yang berbeda dg biasanya. Katanya kalau jenis obat injection ini, memang untuk meminimalisir resiko OHSS. Dan Alhamdulillah OHSS memang tidak terjadi.

Setelah Embryo Transfer, ada obat injection yang memberikan penguatan rahim kalau tidak salah, tetapi ternyata badan saya lagi-lagi berespon berlebihan. Cairan banyak di rongga perut, mual dan muntah. Akhirnya dokter juga memberhentikan injection tersebut dengan pertimbangan supaya kondisi rahim tetap kondusif untuk implantasi si embryo. Wokey, trust the doctor ladies.

Terima kasih sekali ya dokter. It was a comfortable IVF journey for me.

The Process
Nah kalau ini lucu. Saya jeda program IVF ini kan memang lama, around 3 tahunan. Dan ternyata memang saya sudah lupa semuanya hahahaha. Capeknya bolak-balik rumah sakit, suntik-suntiknya, urutan2nya, sumpah lupa semua. Jadi seperti rookie lagi. Suster di yasmin sering bilang "Bu Tyas, seperti biasa ya caranya". Saya bilang "Suster, saya lupaaaaaa anggap saya pasien baru"😝

Lalu ya memang teknologi tambah maju ya, Alhamdulillah. Dulu setelah ET, tidak ada disuntik-suntik pengencer darah (Lovenox/Arixtra), sekarang sepertinya itu mulai jadi prosedur tetap after ET. Jadi sempet bingung juga, lho kok masih ada suntik-suntik after ET hehehehehe.

The Research
This one is special. Ceritanya sebulan sebelum mulai prosedur bayi tabung, saya lihat ada standing banner di klinik yasmin. Department Psikiatri sedang melakukan penelitian kerjasama untuk memberikan program pendampingan kepada pasien bayi tabung. Mereka membutuhkan Volunteer untuk jadi subyek penelitian. Dan tanpa pikir panjang, saya mendaftar.

Mengapa I really support pendampingan psikologis for IVF journey?
  • Dalam proses bayi tabung, we know, perasaaan Cemas, Stress , Khawatir is our dearest friend yang selalu datang. Dan ternyata faktor emotional itu juga berpengaruh terhadap kondisi fisik kita
  • Dengan dibantunya kita mengontrol stress level kita, harapannya kondisi fisik kitapun terbantu untuk lebih stabil dalam ongoing IVF journey.


AHA!! point yang saya dapatkan untuk manage stress level during IVF journey? 
-Ini penghayatan pribadi yak, jangan dianggap representasi scientific penelitian whatsoever-
  • Manusia itu cenderung lebih inget peristiwa/informasi negatif daripada yang positif (gw banget 😜 ). Jadi dalam hal ini, AHA point adalah BALANCE alias inget juga hal-hal positif yang ada.
  • Manusia itu cenderung terburu-buru dan antisipatif. AHA point adalah TUNGGU alias pikirkan nanti saja, pada saat waktunya tiba.
Semoga saja kedepannya penelitian ini bisa dijadikan model pendampingan tetap/standard buat pasien bayi tabung di klinik yasmin..👍👍

Mi Familia & Group Support
Segmen ini adalah a thank you note. Suami yang mendampingi selalu, my rock and my best friend (pengen nangis cliche but I could not do this without you 💓). Orang tua yang selalu mendampingi, terutama Bapak dan Ibu mertua. Karena beliau-beliau adalah dokter, jadinya yang selalu menolong menantunya untuk urusan persuntikan. 

Teman-teman di grup WA bayi tabung, yang sudah sangat menginspirasi dengan cerita-ceritanya. Info-info yang dishare berarti banget, karena paling tidak jadi ada referensi dikala kebingungan.

Besties through personal WA or yang kopi dart, you know who are...Terima kasih mau sekedar dicolek untuk venting out 😊


RESULT
H-1 sebelum tes Bhcg, saya ngobrol sama suami. Saat itu rasanya badan ga merasa any sort of pregnancy symptom. Saya bilang "Sesuai Ketetapan-Nya, kita diberi waktu sampai besok untuk ikhtiar dan doa. So, be it until tomorrow". 

Besok, saat terima raport dan melihat hasilnya negatif, somehow lebih calm. Karena kita melakukan ikhtiar dan doa tanpa putus harapan, sampai batas akhir yang saat ini diijinkan-Nya. InsyaAllah, tidak kehilangan harapan pada-Nya, for Allah always answer every prayers.
Image result for quran verse never give upImage result for quran verse supplication

NEW FINDINGS
Hari bagi raport itu, Dokter mau mencari tahu lebih lanjut apa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kegagalan kali ini. Beliau merujuk saya ke hematolog, untuk lihat  apakah ada faktor hematologi dan imunologi yang bermasalah. Dan setelah berbagai macam tes lab, ternyata oh ternyata ada banyak rombongan masalah di area ini. Sederet diagnosa baru ketulis di kertas medical record saya: 1) Antiphospholipid Antibody Syndrome, 2) Deficiency protein, 3) Lupus (?!?!?). Awalnya shock, karena saya tidak merasa any of the symptom at all. Sedih, and I put pitty on myself. Like I almost had enough.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Alhamdulillah ini diijinkan olehNya, utk tahu ada masalah apa sebenarnya. Well, better than daripada no explanation for this IVF failure. Paling tidak ada tindakan yang bisa diambil, ada langkah baru yang bisa dicoba dan ada New Hope.
Dan kalau memang dibukakan jalan oleh Allah, lewat treatment darah & autoimmune ini, Semoga menggiring langkah kami lebih dekat menuju terkabulnya doa kami, Aamiin.

Closing down this journey.....Mix feeling....
Kalau ada yang mau sharing tentang any info tentang hematologi & immunologi related sama IVF, will be much appreciated. Coz with minimum information, saya garuk-garuk kepala juga bingung hehehe. Semoga in next writing, ada informasi lebih yang bisa saya sharing related with my "New found friends".

A note to my self & all, Semangat dalam jalan-Nya is always the best option that we had ❤


Cheers,
TTC Fighter
Tyas


Saturday, March 4, 2017

Laparoscopy for My Endometriosis



Serem banget ya baca judulnya hehehehe...
Sebagai perempuan dan khususnya yang struggling with infertility (seperti saya), Endometriosis dan Laparoskopi, adalah istilah yang sering didengar. 
So, saya pengen sharing sedikit mengenai 2 hal ini supaya teman-teman yang mungkin didiagnosa endometriosis dan akan melakukan laparoskopi, punya bayangan dan sedikit informasi. 
Warning!! Banyak terdapat informasi yang blak-blak kan, read at your own risk 😅


Related image
The Endometriosis
Pertama, cerita tentang endometriosisnya dulu. Endometriosis adalah a condition resulting from the appearance of endometrial tissue outside the uterus and causing pelvic pain. 
Gejala awal banget dari penyakit ini yang saya ingat adalah panggul pegal dan menjalar sampai pangkal paha. Sering nyeri-nyeri di perut bawah. Saya perhatikan, setelah selesai menstruasi, di tengah-tengah siklus, saya mengalami light spotting about 2-3 days. Namun karena pada saat menstruasi saya tidak merasakan sakit yang abnormal, saya pikir everything was fine. 
Until....sampai pada satu waktu, pada saat berhubungan ada rasa sakit di pelvic area. Something must be wrong, time to go to the doctor. Setelah pemeriksaan usg transvaginal, memang terlihat ada abnormal mass. Dokter minta cek darah untuk memastikan bahwa abnormal mass itu benar2 abnormal dengan item check CA 125. Sempat kaget, why cancer marking? Tapi ternyata itu "bukan" untuk confirming itu cancer, tapi hanya untuk memastikan itu adalah masa yang tumbuh abnormal dan validasi untuk melakukan operasi. Yep, the test come back positive dan dokter menganjurkan untuk tindakan laparoskopi untuk mengangkat endometriosis yang saya derita.


The Laparoscopy
So, what is Laparoscopy? Setahu saya ini adalah metode operasi dengan 
minimum invasi/saytan, dan dengan bantuan kamera optik yang dimasukkkan, sehingga dokter bisa melihat dan melakukan tindakan tanpa sayatan besar terbuka seperti operasi pada umumnya. Biasanya dilakukan untuk kasus penyakit di area abdominal, such as usus buntu atau seperti dalam kasus saya, endometriosis.
Operasi ini akan dilakukan dengan bius total. Jadi persiapannya cek darah lengkap, X-ray dan EKG. H-1 saya sudah diminta menginap di RS supaya persiapan operasinya lancar.
Pagi sekitar jam 6.30 operasi saya mulai. Jam 7.30 suami sudah dipanggil masuk untuk dijelaskan dokter hasil operasinya. Saya masih di ruang recovery untuk menghilangkan efek bius. 
The result was, Endometriosis saya grade 3 (paling parah grade 4). Sedikit kaget karena gangguan yang saya rasakan relatively mild, saya pikir maksimum grade 2, I guess I was wrong hehehehe. Dokter menerangkan, divonis grade 3 karena letak endo tersebut, membuat tuba saya yang kanan tersumbat dan mengganggu kondisi fimbria saya juga. Walaupun begitu, tetap merasa bersyukur, karena dokter tidak melihat any further problem selain dari itu. Alhamdulillah.

Bonus: Dengan laparoskopi, dokter bisa sekalian melihat apakah ada yang gangguan lain dalam organ reproduksi kita yang menyebabkan gangguan fertilitas.

Post Laparoscopy
So after the surgery, saya lihat bekas sayatan saya di perut, very tiny, ada di 3 lokasi, di bawah pusar dan di sisi kanan kiri perut bawah saya. Selama seminggu kedepan diperban terus, dan next control dokter akan membuka perban and all DONE!! Total Recovery timing dari laparoskopi cukup singkat, sekitar 1 minggu, setelah itu bisa beraktivitas normal seperti biasa. But maybe Sit Up, Abs Crunches or Swimming still not a good idea until the next month 😎

Treatment for Endometriosis
Setelah endometriosis diangkat, I thought that was it, ternyata there is more...Pas kontrol, dokter sampaikan bahwa sewaktu laparoskopi, dia hanya bisa removing endometriosis yang terlihat olehnya. Bisa jadi ada endo-endo lain di posisi lain, yang tidak terlihat olehnya dan belum terangkat. Therefore, doctor prescribed me lupron. Itu semacam obat penekan hormon estrogen, yang merupakan "makanan" dari endos. Tujuannya adalah membuat endos yang belum terangkat tidak mendapatkan supply makanannya, so they will die eventually. I was injected 2 times with Lupron. Efek sampingnya seperti menopause, no period, hot flashes, sweating alot, Miss V dryness, etc. After having lupron, ternyata membutuhkan obat-obatan untuk reversing kerja lupron dan butuh waktu to get my hormones back to balance.  Butuh sekitar 3 bulanan sebelum menstruasi lancar dan normal lagi.

Post treatment for Endometriosis
Is it worth it? Buat saya iya banget. Rasanya setelah treatment endometriosis, yang jelas sudah pain free dan no spotting di tengah-tengah siklus. Alhamdulillah banget...

So now, after endometriosisnya beres, karena salah satu tuba saya sudah dalam kondisi yang tidak bagus, dokter menyarankan apabila mau trying to conceive, better be assisted artinya bayi tabung. Saya dan suami percaya, apapun yang come in our way itu bukan kebetulan. Allah bisa melakukan apapun, kapanpun, lewat siapapun yang dikehendakiNya. Jadi kita hanya perlu untuk taat dengan skenarioNya.

Jadilah kami memutuskan untuk melakukan my 3rd IVF attempts dengan Ijin-Nya, Alhamdulillah.... 
Bismillah...Ikhtiar sebaik yang kita bisa dan sepenuh hati semata-mata karena-Nya, InsyaAllah ibadah duniat akhirat. 


Semangat All Mom-to-be 😉
Love,
Tyas



Saturday, April 16, 2016

Bonjour Paris!

Dear Traveling Diary,

This time, continuing from last #superlatepost of Europe trip, after London we visited Paris. Bonjour Paris!!


Ready..Go!! St. Pancras - Gare Du Nord
Waktu itu, kami ke Paris via London, naik kereta cepat Eurostar. Berangkat dari stasiun kereta international di London, St. Pancras. Kebetulan kami datang lebih awal dari jadwal keberangkatan, supaya kalau kami masih belum paham segala macamnya, masih punya cukup waktu untuk cari tahu. Kami titipkan koper di tempat penitipan (di bandara atau stasiun di Indonesia rasanya belum ada ya. Business opportunity sebenarnya). Setelah itu kami jalan-jalan orientasi dimana gate-nya, ada tempat makan apa saja dan ada toko untuk belanja oleh2 dimana hehehehehe (tetep). Stasiun nya comfy, modern, kaya bandara tapi retro kuno ala kereta api gitu gimana ya ngejelasinnya, susah deh. Pokoknya keren.


Cafe inside St. Pancras

The Red St. Pancras International Train Station



Saat tiba waktunya check in, kita masuk lewat gate check in, cek tiket spt biasa, cek passport (we are leaving UK to France), dan kita sampai di ruang tunggu untuk board into the train. Begitu kereta datang, kita langsung naik and off we go! Kereta Eurostar menuju ke Paris melewati terowongan bawah laut. Tapi ya karena lewat bawah laut, ya tidak terlalu ada pemandangan yang bisa dinikmati alias terowongan gelap hehehe. 

Perjalanan singkat around 2 hours, sampailah kita di stasiun Gare du nord paris. Atas rekomendasi para blogger travel yang kita baca, kita langsung antri taksi di tempat resmi di depan stasiun Gare du nord. Walaupun panjang tapi aman dan terpercaya, karena kalau ambil yang menawarkan diluar antrian resmi, biasanya bukan taksi resmi dan kurang aman. Naik taksi disana ternyata, ada charge sendiri lho buat koper, ga mahal sih, but its interesting. Kita sampai dengan kereta terakhir jadinya udah malem banget, begitu dapat taksi, langsung menuju Hotel dan istirahat.


Sunday, October 4, 2015

Keep Calm and Explore London

Ya ampun lanjutan cerita traveling-nya lama ya jedanya. In previous post sudah nyeritain siap-siapnya. Sekarang cerita bagaimana all the place I visited, through my eyes and what came across my mind at that time. Back then, February 2015, bisa dibilang it’s a not so good time in my life. So, dari awal perjalanan, niatnya adalah melihat , merenungi  dan merasakan Allah presence in this world. I need to feel HIM to calm me down. Jadi it will not be an usual catatan liburan, tapi lebih seperti pondering notes of mine.

I want to write about London trip first. Here we go…

Di London saya merasa dimudahkan sekali dari hari pertama saya datang, terutama untuk urusan hotel. Dari awal strategi kita untuk hotel adalah, kalau ada Ibis lebih pilih menginap disana saja, karena at least mereka standard chain hotel dan affordable. Jadi pasti aman dan nyaman. So, we choose Ibis Budget Whitechapel through Booking.com. Yang jadi plus point adalah ternyata whitechapel  adalah muslim area dan dekat masjid. Jadi banyak halal food dan gampang dengar adzan, Alhamdulillah..

Keesokan harinya, it is our one full day sightseeing around London. Kita ambil dulu London pass, one travel card for everything, a  great deal for travelling and sightseeing. London Pass, include Pass untuk naik bis atau underground (subway train), Pass ke banyak tempat wisata seperti tower of London, Pass untuk naik river cruise hop on hop off, etc. (Kalau mau lihat detailnya, see in previous posting). After collecting London Pass and off we go…

Kompleks Westminster dan sekitarnya

Big Ben - Teacher
First place yang kita tuju adalah kompleks Westminster. First thing yang saya lihat is Big Ben, the famous big tall clock tower. Somehow, merasa sedikit mellow melihat jam representing waktu. Time is the only thing that you can not turn back. There are moments in my life, that I wish I could have done differently, but I can not go back again. So, time teaches us to be wise and really think about what we are going to do with our lives. Move along now….tidak mau termangu kelamaan…

Tidak jauh, sudah kelihatan Westminster abbey, gereja tempat prince William and kate middleton married. And for those who is familiar with davinci code, adalah tempat  of Sir Isaac Newton dimakamkan, dimana Langdon memecahkan riddle of the cryptex (Ga pernah bosan lihat filem itu berulang ulang). 



Saya tidak terlalu berlama-lama disitu, saya terus jalan agak lebih jauh sedikit, dan saya masuk ke taman st. james, which I wish Jakarta punya taman seperti itu. Besar, enak buat duduk-duduk, you can find squirrel as you walk. I can easily spend my entire day, sit in a random bench at that park. Sometimes when you sit down and do nothing, everything will come into better perspectives. 
Bench at St. James Park

Mr. Squirrel
Karena kita berhenti dan kita jadi pengamat dengan segala hal yang bergerak all around you, the sun, the wind, birds, people, and somehow you will find a piece of your story related atau bisa dianalogikan dengan apa yang kita lihat. Berdiam dan memaknai segala hal, its better use of time than hustling around mechanically. That’s why we need a holiday or time away sometimes. I desperately need one these days…

I walked through the park dan baru kita sampai di Buckingham palace yang ya menurut saya begitu saja hehehehe. Cuma terlihat penjaga-penjaga dan pagarnya saja. Foto-foto sedikit, terus saya berjalan lagi dan ga terlalu jauh dari sana, we reached London eye. Kita memutuskan  untuk bought the ticket first untuk night ride jam 19.00 (not incl. in London Pass). Dan kita memutuskan untuk lanjut dulu ke Tower of London via hop on hop off river cruise. 

Cruising through London Bridge
Hoping into the boat of this river cruise, kapalnya enak, ada deck dalam dimana kita tetap bisa lihat view outside, dan ada deck luar diatas kapal. Kita pilih duduk diluar walaupun dingin sih hehehehe…Iconic structure yang kita lewati during cruise adalah London bridge. It used to be the only bridge di sungai thames. 

Talking about bridge, it is something that take you from one place to another place.  Sometimes, we are wondering is this bridge is the right one? will it take me to my destination? In life, kita menyeberangi banyak jembatan yang menghantar kita from one place to new place. Contoh, Sekolah adalah jembatan untuk mencapai cita-cita, bekerja adalah jembatan for making money, dan seterusnya. Dan sometimes kita wondering apakah saya memilih sekolah yang benar untuk menjadi apa yang saya cita-citakan? Apakah saya memilih pekerjaan yang benar yang bisa memberi penghidupan yang layak? Apakah saya memilih pasangan yang tepat yang bisa memberi kebahagian rumah tangga, and the doubt list goes on and on and on.

For me, doubt and fear itu adalah significant evidence that deep down inside, I know that I am powerless and have no control over everything in my life. Doubt and fear itu seperti reminder to submit myself to Allah yang maha perencana dan maha mengetahui. A note to myself, in time saya  berhadapan dengan perasaaan ragu, takut, do not reject it tapi justru embrace it, for they will take me closer to Allah. Well, saya sih cupu, masih suka lupa untuk mendekat ke Allah pada saat senang hehehehe...Lebih ingat untuk mendekat padaNya saat saya in the face of hardships. Jadi say a lot of prayers, cross my bridge (what ever it is now at the point of my life), keep my faith throughout the journey, and be grateful for the new found place at the end of the bridge, because I surely believe Allah will give me the best. Itu yang saya pikirkan when I looked at London Bridge....
London Bridge is falling down....falling down....

Tower of London - A story of great Queen
Soon as we passed London bridge, kita sampai di Tower of London. Saya juga agak mellow when visiting this place. Tower of London di sebagian waktunya berdiri, digunakan sebagai penjara bagi high level criminals (dari kaum bangsawan), tempat mengadili dan tempat mengeksekusi mati those who is judged guilty by the court. 


One corner at Tower of London
Ada satu sosok yang very famous, dipenjara, diadili dan dieksekusi di tempat itu, she is Anne Boleyn, former queen of England, 2nd wife of Henry VIII, the mother of the great Queen Elizabeth I. I admire Anne boleyn, why? Karena menurut saya, she is the example of a woman yang memilih untuk menunjukkan kekuatannya in the worst point of her life, pada waktu orang yang paling dicintainya, suaminya, justru menyakiti dan menghukumnya mati. And above of all, examples of a great mother’s love for her daughter (baby Elizabeth). It is believed, salah satu reason kenapa beliau tidak melawan king Henry at that time, is only for the hope, the king will spare her daughter’s life. Dan ternyata her daughter became the greatest queen of England. Her brave and graceful speech, on the execution day reflect all those qualities I admire above:


“Good Christian people, I am come to hither to die, for according to the law and by the law I am judged to die. And therefore I will speak nothing against it. I am come hither to accuse no man, nor to speak anything of that, whereof I am condemn to die. But I pray God save the King and send him long to reign over you, for a gentler nor a more merciful prince was there never. And to me, He was ever a good, a gentle and sovereign lord and if any person will meddle of my cause, I require them to judge the best. And thus I take my leave of the world and of you all. And I heartily desire you all to pray for me. O Lord have mercy on me, to God I commend my soul.”
----She lay her neck on the prepared log of wood, and just before the sword fell, she said her final words---
“To God I commend my soul, lord Jesus receive my soul”

And it was said she was buried at the altar floor of a Church within Tower of London, named St Peter ad vincula, without proper coffin, it was only an empty arrow chest. All my respect to her. Semoga kalau saya berada di posisi yang unfortunate seperti itu, saya bisa taking the higher road & able to forgive those who hurt me dan diingatkan bahwa tidak ada yang lebih baik selain mengabdi ke Allah SAW dengan iman, tawakal dan ikhlas. Aamiin…

London Eye - Wheel of Life
As the sun ready to sets, kita balik ke London eye with the same river cruise mengejar our London eye ride jam 19.00. Sampai disana, antri, naik dan melihat London di malam hari itu cantik banget
Wheel of London Eye 
Kalau dipikir-pikir, kalau pas kita di posisi atas kotanya terlihat cantik sempurna, pada saat sampai di posisi bawah, you loose all of those beautiful sight. Tapi sebenarnya the city is still the same, same buildings, street, people and so on so on. Hanya saja sudut persepsi kita yang berubah, jadi itu ilusi persepsi. Buat saya, it’s a reminder, if I’m in a high point of my wheel of life, it doesn’t mean that life is more beautiful. If I hit rock bottom of my wheel of life, it doesn’t mean that my life is a mess. My life is remain the same. Yang kita namai beautiful or a messy life, adalah ilusi dari sudut persepsi kita. Jadi keep calm and carry on saja, My life is actually was, is and will always be the same.

London from above

Somehow saya merasa puas jalan-jalan di kota ini. Banyak reminder, insight dan perspective that i had and I felt serene. It was a tranquil journey. I adore this journey of mine this time. Bon Voyage Tyas!!!

Sneak peak for next journey... Paris...

The Rover,


Tyas




Sunday, May 17, 2015

THE REAL WEDDING CHECKLIST

Salah satu teman baru aja melepas masa lajangnya, meet the newlywed Cyndi!! Dan ada juga Sita!!!! Temen kita yang baru nikah dan sekarang sedang expecting (alias langsung gol ga ada jeda). So we decide to celebrate our two friends, by having lunch diluar beberapa hari yang lalu. The newlywed (termasuk yg sudah expecting), ceritanya request, 2 orang (me & merryza) yang sudah advance alias sebagai yang lebih lama berada di squad “Wife” share the do's & the don’ts for wives.  Apart from that, ada 3 orang teman yang masih “in relationship”,  tagged  along for that lunch, and they also willing to know more about “Married world”. They are Hanna, Cut & Okti. Obrolan lucu tapi saya pikir-pikir itu adalah obrolan paling penting buat newlywed or young woman in general. I thought, hey…no one told me about these stuff back then…pantesan banyak kejeblosnya alias error…




Orang-orang (termasuk gw dulu heheheh…) checklist for a wedding, isinya gedung, kebaya, catering, souvenir bla…..bla….bla…preparation BEFORE the ceremony. Certainly it’s far from sufficient. Wedding checklist harus juga include  preparation AFTER the ceremony, AFTER becoming Mr. & Mrs. And that AFTER part of the checklist, is the focus of our discussion in that lunch. We call it “The Real Wedding Checklist”.

In order to have a happy marriage and family, us (woman) & partner needs to work on things. So, a happy marriage and family is not given, you have to work hard to earn yourself with one. Next question is, what and how to work it? Let's see our checklist!

No 1 : Roles
Us & partner, need to have to get agreement mostly tentang bagaimana peranan masing-masing in marriage and family. I think at some point, menganggap gender equality adalah benar2 equal itu mislead. Mungkin lebih realistis dikatakan pembagian peran dan kontribusi yang imbang. Misalnya, suami janganlah menganggap enteng urusan rumah tangga dan mengasuh anak, bila disepakati peran & kontribusi terbesar seorang istri dalam keluarga adalah dalam hal tsb. Sebaliknya, istri juga jangan menuntut keterlibatan suami 100% dalam urusan rumah tangga dan anak-anak, bila disepakati peran & kontribusi terbesar suami adalah sebagai pemberi nafkah. Nah, itu butuh banget diskusi panjang lebar to know our & partner expectations, limitation, tolerance, in order to get the right balance of peranan masing-masing. Us & partner need to be very specific, real & practical, dalam mendiskusikan hal ini. Kalau diskusinya ngambang dan yang besar2 aja, dijamin pasti terkaget-kaget. You probably want to take a look at some summary that we have noted about husband and wife roles

  • Role in house routines & bits

Saya amazed banget dengan cerita Hanna…Kebetulan di dalam adat tradisi Batak, setelah menikah, istri harus tinggal beberapa waktu di ruman mertua. Maksudnya adalah supaya istri mengerti, how the husband being raised and what are the routines at the house. Menurut saya, adat ini harus diteruskan, karena believe me, it will save you a lot of time for adapting to each other house routines.

Why? Because, mau tidak mau, kita selalu punya setting-an house routines  dari keluarga masing-masing. Kalau partner terbiasa disiapkan bekal ke kantor oleh ibunya dulu, which our family did not do that, kita bisa terkaget-kaget lho betapa itu matters banget untuk diketahui in order to give our partner that HOMEY feeling. Tanyakan household routine apa yang ada di rumahnya. Mungkin kita bisa tanya ke mertua saja kalau mau lebih gampang (similar dengan adat batak yang diceritain Hanna). In reality, it is the most important thing you need to know and vice versa!

  • Role in earning income or career
Ini sering jadi item sensitive, apalagi generasi sekarang, perempuan juga punya aspirasi yang tinggi untuk punya karir and earning money. Kalau ternyata partner punya ekspektasi kita perannannya full at home, wakwak mungkin akan jadi masalah. Kalau ternyata diputuskan punya peranan yang sama imbang dalam hal mencari nafkah, limitation-nya apa? Apakah jam kerja? (e.g. boleh lembur ga? boleh banyak perjalanan dinas ga?, etc.), Apakah lokasi? (harus deket rumah, deket orang tua, etc.), Siapa yang mengelola keuangan keluarga (sentralisasi atau desentralisasi?) and so on and so on…You can add your own checklist

·    
  • Role in raising kids
Merryza punya cerita yang lucu…it’s a constant battle to get her partner to clean up the kids….Simple sih, tapi kalau kita punya ekspektasi on what kind of father that we would like our partner to be or vice versa, its better they know from the start. Misalnya, kita ingin partner yang take lead dalam kegiatan fisik anak2, atau untuk pendidikan anak2. Sebaliknya, tanya juga ekspektasi partner terhadap peran kita in raising kids, apakah 100% harus  oleh kita alias no asisten (apakah itu orang tua, kakak or baby sitter)? Itu just a few questions that pops up during that lunch.


No 2 : Danger Zone
Okay, this section is not to be discussed with our partner hahahahaha…But it’s kind of list of threat for your marriage and family and tips on how to deal with it. Sometime, us, woman tend to get lost in our own definition of happily ever after, for far too long. Kita pikir, once the vow is spoken, the bond will AUTOMATICALLY strong at all condition , in better or worse, happiness & sorrow. Well, we agreed that it is not quite like that at all in Reality. We need to INTENTIONALY WORK on the bond to remain strong at all condition. The work need to be done are some of these listed below, based on our discussion.

  • Location…Location…Location

Sama halnya dengan prinsip jualan, kalau mau customer banyak yang datang, toko kita harus sedekat mungkin dengan targeted customer kita dan harus terlihat oleh targeted customer kita. Our partner, our family, also need us to be close and to be seen by them in order for the bond remain intact. So, sebisa mungkin stay in the same location, always. Yes mungkin ada teknologi yang semakin canggih, kita bisa skype, video call, etc. But nothing can replace our presence. If you are not present, somebody else will be present for them and that somebody else will take your place. Finally the bond will be slipping away…

  • Stay connected
Well, tentunya being at the same location, even the same house or the same bed doesn’t mean that you are connected. Masih perlu usaha lebih keras lagi. TALK to them about their day or your day, no matter it is a happy or a bad day. NURTURE your interest toward their hobies, learn about it, try it. THROW AWAY your gadget whenever you are with your loved ones, give them your 100% attention. If your boss can get your 100% attention, you need need to give your partner or kids 300%. By doing that, they will see you as a friend to talk to, to share their happiness and sorrow. If not, they will seek someone else to talk to, and you will loose the bond even further away...

  • Stay connected (Again)
I used to think, the way of loving is giving as much as time and space for your loved ones, when they do their thing (business, hobbies, etc.). Well, I think I migrate to a new directions. You need to ensure they can feel your love & attention even when you are away. I used to think, texting to ask for lunch or asking when to come home will be bothering them. Now, I realize, that I need to do that more often so that they know they are loved and always in our mind. Stay connected no matter where you are. If not, somebody else will do that and the bond will be “Poof” alias gone kaya hidup sendiri-sendiri.

  • Keep flirting with your husband
Kadang-kadang kita berpikir kan udah nikah, harus terima kita apa adanya dong, pakai daster ataupun pakai rok mini, mau gendut ataupun langsing. Tapi keeping the feeling that you want to be or look at your best in front of your partner is important. Melihat effort kita, mereka pasti ngerasa jadi orang special juga. So, stay beautiful in the outside is as important as being beautiful on the inside. If you don’t want to be the best for your partner, somebody else will and this is very dangerous. The bond maybe will never be the same.

Teng…Teng…jam sudah menunjukan jam 13.00, lunch-nya harus bubar dan balik ke kantor. Checklist-nya harus disudahi for now. It was a fun lunch, we had a lot of laugh but also inspiring talk. Yang paling lucu, 3 orang yang masih “in relationship” itu langsung mau pakai “The Real Wedding Checklist” itu untuk diobrolin sama pacar masing-masing hahahahahaha…Well, good luck in utilizing that checklist Girl!!! May the force be with you!!!

Well, for me, I took a minute and reflect things to myself…..I do agree that “Your Love & Your family must be cultivated like a garden. Time, effort & imagination must be summoned constantly to keep any relationship flourishing & growing” – Jim Rohn.


XOXO
The Wedding Organizer Team

Tyas, Merryza        (Advance; 7-8 yrs of marriage)
Sita, Cyndi             (Intermediate; 0-1 year of marriage)
Cut, Hanna, Okti    (Beginner; in relationship)