February 2015…Hubby got invitation for a training in London.
Since we really wanna go there, suddenly we planned UK & Europe trip. Sis in law
joined in, so off we go. Me, personally mau mengademkan
hati dan try to understand God’s Love through His creations hehehehe..
Ceritanya dari awal yah...karena preparation-nya juga seru lo! Berhubung kudu mencocokan kapan hubby selesai training, so kita agak2 susah kalau ikut tour travel, secara waktunya ga ada yang cocok. Jadilah kita arranging the trip by ourselves and it was surprisingly fun! Full of thrills & chills...
1) Planning the trip...
First thing first, saat itu kita decide mau ke kota apa aja
plus bikin Itinerary perjalanan ke kota-kota
tersebut. Kita akhirnya sepakat mau ke
London, Manchester, Paris, Venice & Rome. Di masing2 kota kita stay rata2 1.5 sampai 2 hari. Itinerary itu berguna
banget buat:
<Obtaining Visa>
Based on our destination, kita butuh mengurus Visa UK & Visa Schengen
(for Europe countries). Our trip is around awal bulan februari. Dan kebetulan
saat itu bener2 masih hangat kejadian Charlie Hebdo. Agak-agak takut bakalan
dipersulit proses bikin Visa Schengen*-nya.
*karena kita stay di Paris paling lama
untuk trip ke Europe-nya makanya visa schengen kita urus lewat kedutaan
Perancis, baru tahu juga kalo gini
Ternyata, obtaining UK visa and Schengen visa adalah susah susah gampang. Well, kita dibantu travel agent untuk administrasinya. Walaupun dibantu, administrasinya agak ribet
juga, here is the reason why.....Ternyata oh ternyata, kita harus serahkan
itinerary detil. Pergi kemana aja, berapa hari, tiket semua transportasi* & bukti reservasi hotel* harus ada. OMG! Berarti bener2 pengaturan jam udah harus FIX nih!
Misalnya sampe di Venice jam brp, puter2 harus selesai jam brp, karena kita
harus berangkat ke Rome jam brp, etc etc….Ini nih yang kita ga perlu pusing
kalau pergi pakai tour travel, alias udah dirancangin.
Hectic dan pusing but it was fun, jadi banyak tahu ini itu. We also need to provide them with our bank account informations. Setelah itu semua lengkap, submit, foto di Visa center di Kuningan City and that was it. Kita nunggu sekitar 1-2 weeks, keluar deh visa kita, Alhamdulillah….Harganya around 2-3 juta per visa.
Hectic dan pusing but it was fun, jadi banyak tahu ini itu. We also need to provide them with our bank account informations. Setelah itu semua lengkap, submit, foto di Visa center di Kuningan City and that was it. Kita nunggu sekitar 1-2 weeks, keluar deh visa kita, Alhamdulillah….Harganya around 2-3 juta per visa.
*pesawat & around Europe kita pilih pakai
kereta. Untuk lihat rute kereta, jadwal, price, etc. bisa lihat di eurail.com or eurorailways.com. Reservasi dan pembelian dibantu travel agent.
*Hotels kita pilih pakai agoda.com
<Tiket
terusan untuk City Tour>
Setelah semua visa keluar, transport, akomodasi (karena tarikan ngurus visa) sudah beres, baru deh kita berani arrange tour inside each city. Untuk London & Paris, gampang banget karena ada London Pass* & Paris Pass*. Itu semacam “CARD” yang berlaku sebagai tiket terusan untuk masuk ke tempat wisata. Kita beli sepaket dengan tiket terusan untuk menggunakan transportasi umum di kota tersebut seperti kereta dan bis. So it’s a good deal, free of hustle dan praktis. Gampang banget, tinggal reservasi via internet, bayar, trus kita tinggal ambil “CARD”-nya setibanya kita di kota2 tersebut. Sebenarnya, Roma juga ada Rome Pass*, tapi kita akhirnya memutuskan ga purchase. Reason-nya, coverage tempat wisatanya ga mencakup tempat2 yang kita ingin kunjungi terutama Vatican. Kita decide untuk buy tour on the spot di rome saja. Nah, kalau venice as the world known as floating city…betul disana tidak ada transport lain selain boat atau jalan kaki, seru banget! Dan itu kota kecil jadinya ga ada fasilitas “CARD” pass tiket terusan untuk tempat wisata or transport. Semuanya on the spot.
*For more details, tulis aja Londonpass.com; Parispass.com; romapass.com di search engine pasti keluar
Setelah semua visa keluar, transport, akomodasi (karena tarikan ngurus visa) sudah beres, baru deh kita berani arrange tour inside each city. Untuk London & Paris, gampang banget karena ada London Pass* & Paris Pass*. Itu semacam “CARD” yang berlaku sebagai tiket terusan untuk masuk ke tempat wisata. Kita beli sepaket dengan tiket terusan untuk menggunakan transportasi umum di kota tersebut seperti kereta dan bis. So it’s a good deal, free of hustle dan praktis. Gampang banget, tinggal reservasi via internet, bayar, trus kita tinggal ambil “CARD”-nya setibanya kita di kota2 tersebut. Sebenarnya, Roma juga ada Rome Pass*, tapi kita akhirnya memutuskan ga purchase. Reason-nya, coverage tempat wisatanya ga mencakup tempat2 yang kita ingin kunjungi terutama Vatican. Kita decide untuk buy tour on the spot di rome saja. Nah, kalau venice as the world known as floating city…betul disana tidak ada transport lain selain boat atau jalan kaki, seru banget! Dan itu kota kecil jadinya ga ada fasilitas “CARD” pass tiket terusan untuk tempat wisata or transport. Semuanya on the spot.
*For more details, tulis aja Londonpass.com; Parispass.com; romapass.com di search engine pasti keluar
2) Packing Packing…
<Clothes>
Packing adalah kegiatan yang penuh dilemma terutama buat
perempuan (am I right ladies??). Pas Februari kan masih dingin sekitar -4
sampai 5 derajat celcius, tapi harus travel light enough karena kita naik turun
kereta sendiri, for 10 days travel. Pusing kan? Akhirnya kita memutuskan untuk
bawa koper medium aja jadi masih kuat angkat2. Supaya muat semua baju2 tebel,
sweater dll kita beli rolled pressed plastic bag*. Plastic bag itu sangat
ngebantu making room in our luggage. Kita susun satu plastic bag adalah baju
yang dipakai untuk di satu kota, jadi praktis. Tinggal ambil plastic bag satu,
bisa ditaroh di lemari hotel, koper bisa disimpan biar kamar ga sempit. This trick worked perfectly!
*Beli di ace hardware juga ada
(Bajunya diplastikin & dipress gitu...maaf alaska the cat ikutan masuk koper hihihi)
*Beli di ace hardware juga ada
(Bajunya diplastikin & dipress gitu...maaf alaska the cat ikutan masuk koper hihihi)
<Your beauty
stuff>
I brought all my face & body beauty stuff, remember has
to be max 100 ml, kalau dibawa di tas kabin. Jadi belilah container2 kecil,
personally saya lebih suka bawa dikit karena dimana mana lebih enak kalau
traveling light. Sedikit tips, mending untuk urusan lotion, beli disana ajah.
Karena udaranya itu beda banget tingkat humidity-nya dengan Indonesia, jadi lotion
yang dibawa dari Indonesia ga mempan, alias kurang bisa melembabkan kulit di
level yang dibutuhkan untuk udara di eropa. Kulitku disana sampai bintik2 merah
mirip kaya bintik2 demam berdarah gitu. Agak panik karena ga pernah kaya gini
sebelumnya. Pas Tanya ke Ibu mertua yang dokter, beliau bilang itu kulitnya cuma
dehidrasi, fiuh lega. Jadilah beli lotion disana. Kalau lip balm sih kemarin
masih cukup mempan alias ga ada masalah.
<Makanan>
Hubby termasuk orang yang sangat berlidah nusantara, alias
ga bisa kelamaan makan makanan western yang roti-an dan cita rasa-nya jauh
banget sama makanan Indonesia. Jadilah kemarin bawa indomie hahahahaha. Cuma 10
bungkus aja sih, yang penting jaga-jaga kalau hubby “craving” makanan
Indonesia. Share tips lagi, sebelum bawa makanan mending lihat website custome*
(bea cukai) Negara yang dituju. Waktu itu kita tiba pertama di London, jadi
review juga barang2 atau makanan apa yang tidak boleh dibawa ke UK (tergantung
kita dari Negara apa. Negara EU dan non-EU, items yang dilarang untuk dibawa
masuk berbeda). Saat itu sih yang penting tidak mengandung daging, dairy
products and potatoes. Jadi kalau Indomie aja sih, aman.
* for details bringing goods into UK check https://www.gov.uk/browse/abroad/travel-abroad
<Important stuff>
Preparing ourselves for immigration check
Karena saat itu kita traveling sendirin not
in group, plus, saya dan adik ipar saat itu berangkat terpisah dengan hubby
alias perempuan without laki-laki. Saya
agak extra mempersiapkan hal-hal yang might needed pada saat proses immigration
check. Bawa semua dokumen perjalanan semua dibawa, paling penting adalah
itinerary lengkap, tiket dan bukti semua reservasi hotel. Tips lagi, sebelum berangkat, ada baiknya telpon semua
hotel memastikan reservasi kita aman2 saja. Karena saya pernah baca, karena
miss info tentang reservasi hotel, seorang turis tdk diperbolehkan masuk ke Negara
tujuan oleh immigration officer. Ingat, walaupun kita sudah punya visa, immigration officer punya wewenang untuk tidak
mengijinkan seseorang masuk ke Negara tujuan apabila dia mencurigai sesuatu.
So, travel wisely guys…
Passport dan Money
Temen yang lama tinggal di eropa warned us about pickpocket, disana juga banyak. So, kita misahin dompet passport,
dompet uang dengan nominal besar, dan dompet uang kecil. Kalau bisa, dompet
uang nominal besar ga usah dibawa jalan2. Jadi kalaupun apesnya kecopetan, ga semuanya
hilang.
Semuanya ready, berangkat deh kita. Wow, belum cerita
perjalanan-nya kok sudah panjang gini nulisnya? Sepertinya nanti cerita
perjalanan-nya dipisah saja deh. Sudah sore and mesti buatin dinner for hubby...
Seperti yang tadi diatas saya bilang, arranging travel by
ourselves itu menyenangkan, banyak cerita, banyak tahu info baru. Jadi dapet
insight, if I arranged my journey of life by myself, based on my needs, based
on what I think and feel right, Life in general will be much more fun and
meaningful. So, don’t you worry if you are walking to different directions against what people say, as long as you know what you need. #selfreminder#
No comments:
Post a Comment